Selasa, 01 Mei 2012

Healthy Life (1 Mei 2012) : Sunat

Salam Sehat dan Semangat :)

Alhamdulillah....
Ada yang denger Healthy Life hari ini? :) yes yes yes, hari ni Healthy Life sangat spesial. kenapa spesial, karena jarang-jarang kita membahas masalah Laki-laki. dan yang bikin tambah spesial, karena hari ini studio Classy FM dipenuhi oleh para laki-laki. pas banget kan?

OK, jangan mikir macem macem dulu. Pada Man's Day ini, kita membahas tentang Sunat alias Khitan alias Sirkumsisi. Sunat di masyarakat kita memang telah menjadi sebuah budaya. Kewajiban dalam  agama ini, menjadi sesuatu yang tidak asing dalam kehidupan masyarakat. Buktinya banyak terminologi yang berkaitan dengan kata sunat seperti dukun sunat, manten sunat, sunat rosul, dll. Namun bahasan sunat dalam dunia medis sering nggak terbahas dan diketahui oleh masyawarakat umum.

Sunat adalah sebuah prosedur medis yang sudah dikenal sejak lama. Bahkan dalam catatan sejarah, tindakan sunat diketahui telah dilakukan sejak zaman Mesir Kuno. Sunat dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah 'sirkumsisi'. berasal dari dua kata dari bahasa latin yaitu circum yang berarti melingkar/mengelilingi dan caedare yang berarti memotong. definisi umum dari sirkumsisi yang biasa dipakai adalah tindakan pengangkatan kulup (preputium) penis dengan tujuan tertentu. nah, apa itu kulup atau preputium? kulup atau preputium, adalah kulit yang menutupi kepala (glans) penis. nah jadi jelas kan kalo yang dipotong itu cuma kulit yang menutupi kepala/glans penis. beda kan dengan bayangan sebagian besar anak anak yang belom disunat hehehe

Sirkumsisi biasa dilakukan atas alasan (indikasi) tertentu. alasannya bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu alasan medis dan nonmedis. secara medis, sirkumsisi bisa dilakukan dalam rangka pencegahan ataupun upaya pengobatan. Sirkumsisi telah diteliti mengurangi resiko terjadinya beberapa penyakit menular seksual. seperti misalnya penularan HIV. Bahkan WHO telah mencanangkan sirkumsisi sebagai salah satu cara untuk mengurangi penyebaran HIV. Pengangkatan kulit kulup akan mengurangi 'peluang' masuknya kuman-kuman penyakit. namun sekali lagi bukan berarti orang yang disunat bebas dari kemungkinan tertular penyakit menular seksual, hanya telah diketahui bahwa orang yang disunat akan lebih kecil resikonya tertular penyakit menular seksual dibanding yang tidak disunat. Sunat juga telah diketahui mengurangi resiko terjadinya kanker penis.

Sirkumsisi juga dilakukan untuk pengobatan beberapa jenis kelainan pada penis. seperti fimosis dan parafimosis, dimana kulit kulup tidak bisa ditarik ke belakang secara sempurna sehingga glans penis terjepit. pada kasus-kasus tertentu, sirkumsisi bisa dijadikan pengobatan untuk penyakit Kondiloma Akuminata (Tumbuhnya jaringan serupa dengan jengger ayam di kemaluan akibat infeksi virus HPV). atau pada kasus kasus tertentu seperti terjepit reutsleting :P



Selain indikasi medis, diketahui pula indikasi nonmedis sirkumsisi. Seperti alasan agama dan budaya. Sunat saat ini bukan hanya menjadi bagian dari ajaran Islam dan Yahudi saja, melainkan sudah menjadi kebiasaan di banyak negara. bahkan negara-negara nonmuslim dan Yahudi seperti Amerika Serikat dan Korea telah menjadikan sunat sebagai 'budaya' mereka. hal ini dimungkinkan dengan semakin jelasnya manfaat sunat bagi kesehatan.

Namun tidak semua orang bisa disunat. ada beberapa kondisi dimana seseorang sebaiknya tidak disunat. ada larangan yang sifatnya sementara, seperti larangan sunat saat seseorang sedang menderita infeksi di daerah kemaluan maupun infeksi umum, atau memiliki penyakit yang bisa mengganggu proses sunat dan penyembuhannya seperti Diabetes Mellitus. ada pula kondisi-kondisi dimana seorang memang dilarang untuk disunat, seperti orang dengan penyakit hemofili (gangguan pembekuan darah sehingga apabila luka darahnya akan keluar terus dan sulit untuk berhenti), atau orang orang dengan kelainan letak muara saluran kencing (hipospadi/epispadi).

tidak ada batasan khusus mengenai usia yang ideal untuk disunat. secara umum, disarankan tidak menyunat anak yang berusia kurang dari 40 hari. tiap masa usia akan menemui kesulitannya masing-masing. usia anak yang masih kecil tentu akan menyulitkan 'pembujukan' dan 'penenangan' pasien sebelum, selama dan sesudah proses sirkumsisi. banyak pengalaman, dimana si pasien memberontak, menolak, melawan, hingga kabur ketika akan disirkumsisi. usia yang tua juga memiliki kesulitan tersendiri, yaitu ukuran yang lebih besar dan pembuluh darah yang semakin besar.

saat ini sudah banyak teknik yang dilakukan dalam melakukan sirkumsisi. mulai dari teknik klasik (pancung/guillotine), teknik dorsumsisi, penggunaan clamp, kauterisasi, hingga menggunakan laser. masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

Karena merupakan tindakan medik, tentu saja sirkumsisi memiliki resiko komplikasi. komplikasi yang mungkin terjadi antara lain perdarahan, memar di daerah kemaluan, infeksi, hingga kejadian yang tidak diharapkan. namun tentu saja komplikasi-komplikasi ini bisa dicegah dengan pemeriksaan yang lengkap, keterampilan dokter yang melakukan sirkumsisi, hingga kepatuhan pasien terhadap anjuran dokter.

Banyak isu yang beredar di masyarakat mengenai pembatasan makanan pada pasien yang habis disirkumsisi. hal ini jelas salah dan malah akan merugikan pasien. pasien yang habis melakukan operasi --dalam hal ini sirkumsisi-- memerlukan cukup energi, cairan, dan protein untuk penyembuhannya. hal ini tentu saja akan sulit dilakukan apabila pasien di pantangi berbagai macam makanan. tidak ada pantangan khusus bagi pasien baru selesai disunat, kecuali bila pasien tersebut memang memiliki penyakit lain yang memiliki pantangan makanan tertentu.

terakhir sebagai penutup izinkan Awan berpantun :
        Pergi bersama kita ke kuburan
        Bukan Syirik tapi ingin ziarah
        Jika Sunat dilakukan sesuai aturan
        Insya Alloh aman dan jadi berkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar